Wednesday, March 3, 2010

Serangan Bom Tewaskan 33 Orang

BAGHDAD: saudara- saudara kita di irak lum berakhir penderitaannya, Tiga serangan bunuh diri yang terkoordinasi di kota Baquba, Irak tengah, menewaskan setidaknya 33 orang dan mencederai 35 lainnya, Rabu, hanya beberapa hari sebelum pemilihan parlemen di negara itu.
Serangkaian ledakan itu, yang paling banyak menelan korban jiwa dalam hampir satu bulan, memicu polisi memberlakukan jam malam di kota tersebut, sekitar 60 km utara Baghdad dan salah satu kota terbesar Irak.
Serangan itu terjadi sekalipun keamanan diperketat di seluruh wilayah Irak menjelang pemilu Minggu dan setelah pemimpin al-Qaida di Irak (AQI) Abu Omar al Baghdadi mengancam akan menggangu pemilu dengan "cara-cara militer."

Dua bom mobil hampir serentak menghantam kantor-kantor departemen perumahan provinsi itu dan satu persimpangan jalan terdekat sekitar pukul 09.30 waktu setempat (13.00 WIB), sementara seorang pengebom meledakkan bom yang dibawanya di rumah sakit Baquba tempat para korban dirawat.
"Tiga ledakan bom itu menewaskan 33 orang," kata seorang pejabat keamanan dari komando operasi Baquba, yang berbicara tanpa bersedia disebutkan namanya.
"Pengebom bunuh diri ketiga berusaha meledakkan bom yang dibawanya di hadapan komandan polisi ketika dia datang menjenguk mereka yang cedera di rumah sakit itu."
Komandan polisi Mayjen Abdul Hussein a Shimmari selamat tanpa cedera tetapi para anggota tim keamanan personilnya, termasuk Kolonel Nabil Ibrahim, cedera. Kepala kesehatan Provinsi Diyala Dr Al al Timimi juga cedera.
Kendaraan pertama menabrak pintu masuk ke kompleks departemen perumahan provinsi itu, yang terletak dekat dengan satu kantor polisi, sebelum meledak.
Beberapa saat kemudian di sebuah persimpangan jalan terdekat, seorang pengebom bunuh diri meledakkan bom di kendaraannya, yang menimbulkan ledakan yang kuat. Ledakan bom di rumah sakit itu terjadi beberapa saat kemudian. Pasukan keamanan AS dan Irak menutup daerah sekitar rumah sakit tersebut.
Serangan Rabu itu adalah yang paling banyak menimbulkan korban tewas di negara itu sejak 5 Februari lalu ketika 41 peziarah Syiah tewas pada hari terakhir satu acara perkabungan agama di pinggiran kota suci Karbala.
Baquba, sekitar 60km utara Baghdad dan ibu kota provinsi Diyala itu, merupakan tempat aksi perlawanan kelompok Sunni setelah invasi militer pimpinan AS tahun 2003.
Rakyat Irak akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara, Minggu (7/3) untuk pemilihan parlemen, pemilu kedua sejak Saddam Hussein digulingkan tahun 2003.
Sementara sekelompok wanita berbusana panjang hitam mengerumuni anggota parlemen Maha al-Douri dan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan dan permintaan. Semua orang tahu, Maha adalah akses mereka untuk ikut ambil bagian di parlemen.
Di negara di mana AS masih berperan dalam sistem pemerintahan baru, negara adikuasa itu mengusulkan agar sedikitnya seperempat kuota parlemen Irak adalah wanita. Dengan demikian wanita ikut andil dalam sistem politik Irak.
Meskipun demikian, wanita yang sudah menjadi anggota parlemen masih merasa bahwa mereka tidak selalu mendapatkan kesempatan menunjukkan pendapat mereka, khususnya bila mereka tidak sependapat dengan anggota lain. Bisa jadi hal itu disebabkan karena kandidat wanita hanyalah bagian dari kuota sehingga tidak mendapatkan respek dari anggota lain.
"Kuota ini sangat penting dalam pemilu pendahuluan karena kami hidup dalam lingkungan yang didominasi kaum pria dan kuota ini dibutuhkan karena memberi kesempatan bagi kaum wanita untuk terjun dalam dunia politik. Tapi di masa depan, kuota ini harus bisa bersaing dengan pria karena politisi wanita telah membuktikan kompetensi dan kehandalan mereka di dunia politik," kata Maha al-Douri yang kembali mencalonkan dirinya menjadi anggota parlemen dari Partai al-Sadr, saat ditemui di kantor ulama Syiah Muqtada al-Sadr di Sadr City. 

0 comments:

Post a Comment